Di tengah wabah virus corona COVID-19 yang menimbulkan jumlah korban terinfeksi mencapai 75.291 per hari Kamis, 20 Februari 2020, Indonesia masih kebal dan tidak menemukan korban terinfeksi. Fenomena yang mengherankan dunia ini membuat dunia meragukan kemampuan Indonesia mendeteksi virus corona.
Berbagai spekulasi alasan Indonesia kebal virus corona bermunculan. Panasnya sinar matahari akibat iklim tropis di Indonesia disebut sebagai faktor yang menyebabkan inaktif virus. Hal ini diamini juga oleh dr. R. Fera Ibrahim, M.Sc., Sp.MK(K), PhD, ahli mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Berdasarkan pernyatann Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Airlangga, Prof. Dr. drh. Chairul Anwar Nidom MS., virus corona bisa ditangkal dengan curcumin yang terkandung di dalam temulawak, jahe, kunyit, dan sereh. Penemuan ini dilakukan di laboraturium pribadinya, di daerah Surabaya.
Kebiasaan orang-orang mengonsumsi minuman herbal seperti jamu dengan bahan rempah-rempah tersebut, menurut Profesor Chairul sebagai alasan mengapa belum adanya korban terinfeksi virus mematikan ini. Infeksi virus corona high pathonegic terjadi pada paru-paru dan mengakibatkan badai sitokin. Untuk mengatasi badai sitokin tersebutlah dibutuhkan curcumin.
Namun Direktur Lembaga Biologi Milekuler Eijkman, Profesor Amin Soebandrio, memiliki pendapat berbeda mengenai ini. Beliau menyatakan meski curcumin memiliki manfaat baik bagi kesehatan tubuh, namun belum ada penelitian khusus yang menyatakan bahwa curcumin mampu menangkal virus corona.
Terlepas dari perbedannpendapat di atas, kita tetap harus waspada terhadap wabah virus COVID-19 ini meskipun Indonesia belum mendeteksi korban terinfeksi. Menjaga kesehatan tubuh dengan melakukan gaya hidup sehat, serta melakukan langkah pencegahan virus corona merupakan jalan terbaik yang bisa kita lakukan.
0 Komentar